Kamis, 14 Agustus 2008

Riwayat Singkat Tan Malaka

1897: Lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat

1913: Belajar di Belanda

1919: Kembali ke Indonesia dan mengajar kuli-kuli kontrak di Perusahaan Sanembah, Sumatera Timur.

1921: Pergi ke Jawa dan bergabung dengan Semaun di Semarang. Ia memimpin sekolah anak-anak anggota PKI , dan di akhir tahun, ia diangkat sebagai salah satu ketua PKI pada kongres PKI ke-8.

1922: Ditangkap dan dibuang ke luar negeri oleh pemerintah kolonial. Tan Malaka pergi ke Belanda, dan terpilih sebagai wakil Partai Komunis Belanda dalam parlemen Belanda. Ia gagal menjadi anggota karena usianya yang belum memenuhi syarat.

1923: Terpilih sebagai wakil Komintern untuk Asia Tenggara. Akhir tahun itu juga, Tan Malaka mendirikan markas besar di Kanton,Cina.

1925: Mulai didera sakit paru-paru. Ia pergi ke Filipina untuk beristirahat sebentar. Ia kemudian mendengar rencana perlawanan bersenjata PKI dan coba untuk membatalkannya kendati gagal.


1927: Mendirikan Partai Republik Indonesia/PARI di Bangkok.

1928: Ikut Kongres Komintern ke-6 di Moskwa dan menentang tesis Bukharin yang menyerukan kerjasama kaum komunis dengan kaum borjuasi nasional.

1932: Ditahan polisi Inggris di Hongkong. Menjadi guru selama di Hongkong.

1937: Pindah ke Singapura. Sembari menjaga kontak dengan para aktivis di Jawa, Tan Malaka lagi-lagi menjadi guru.

1942: Tiba kembali di Jawa. Tinggal di daerah Cililitan. Madilog mulai ditulis.

1943: Menjadi kuli di daerah Bayah, Banten.

Agustus 1945 : Muncul kembali di Jakarta.

September 1945 : Tan Malaka, bersama Sukiman, Sjahrir dan Wongsonegoro, diberi mandat oleh Soekarno untuk meneruskan perjuangan jika dirinya berhalangan. Mandat ini masyhur dengan sebutan Surat Wasiat Soekarno.

November 1945 : Mendeklarasikan organ Persatoean Perdjoeangan. Pada bulan itu juga, Tan Malaka datang ke Surabaya dan terlibat dalam sejumlah pertempuran dengan tentara Sekutu.

Januari 1946 : Madilog beredar stensilan dari tangan ke tangan.

3 Juli 1946 : Sjahrir diculik. Tan Malaka dituduh sebagai otaknya. Ia kemudian ditangkap.

September 1948 : Dibebaskan dari penjara dengan maksud bisa ikut mendinginkan suasana yang panas akibat Kudeta Madiun 1948.

19 Juli 1949 : Ditembak mati di tepi sungai Brantas oleh sebuah kesatuan tentara dari Kodam Brawijaya.

Read more.....